Minggu, 25 Desember 2011

School Visit 2011!! Museum kita!

Belajar Itu Menyenangkan Sekali!!!

 Kami telah menyelesaikan salah satu agenda edukasi kami tahun ini.  School Visit 2011 mengunjungi teman-teman kita di 9 SD di wilayah Banyumas.
 Sambil bermain kami belajar tentang museum, tentang sejarah, dan tentang beragam budaya Banyumas.

Hmmm, ternyata teman-teman kita yang duduk di kelas 3 SD tahu lho museum itu tempat apa. Dan mereka bisa menyebutkan semua museum yang ada di Banyumas. Siapa bilang mereka tidak banyak tahu tentang sejarah dan budaya Banyumas? Berani beradu wawasan dengan mereka?



Kegiatan ini juga bertujuan mengenalkan museum dan sejarah BRI pada siswa-siswi SD. Kami beserta Bawor, Parkit dan teman-teman di SD berpetualang menyusuri Museum dan sejarah BRI.



Mari jadikan museum teman untuk belajar :)

Kamis, 15 Desember 2011

16 Desember 1895

"Tepat 116 tahun yang lalu, tonggak sejarah perbankan rakyat diawali dari berdirinya sebuah bank kecil yang dirintis oleh Raden Aria Wirjaatmadja. De Purwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren (Bank Penolong dan Tabungan bagi Priyayi di Purwokerto) berdiri pada tanggal 16 Desember 1895. sejak saat itu Bank Rakyat Indonesia (BRI) berjalan mengiringi sejarah Indonesia menghadapi pasang surut kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi di negara ini".
Berawal dari gagasan Raden Aria Wirjaatmadja yang menyadari bahwa banyak pribumi yang terjerat hutang kepada pelepas uang. Beliau kemudian yang saat itu juga mengelola kas Masjid (sejumlah 4000 gulden) memperluas penggunaan kas masjid tersebut untuk pinjaman kepada para pegawai negeri, para petani, tukang, dan mereka yang terjerat hutang (penggunaan ini sepengetahuan atasan beliau, E. Sieburgh).
untuk menampung angsuran tersebut, Patih Wirjaatmadja membentuk semacam bank yang diberi nama "De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden" (Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pribumi Purwokerto). Demikian uluran tangan Patih Wirjaatmadja berupa pemberian pinjaman pribadi dan kas masjid dengan angsuran ringan tersebut mulai menampakkan bentuknya sebagai kegiatan perbankan dan menjadi awal kegiatan "Bank Perkreditan Rakyat" di Indonesia.
Namun tindakan tersebut kemudian dilarang oleh atasan E. Sieburgh dengan alasan uang kas Masjid tidak seharusnya digunakan untuk keperluan lain selain keperluan Masjid. Sieburgh kemudian tergerak untuk membantu Patih Wirjaatmadja memecahkan masalah ini. dia menyebarkan surat edaran untuk mengumpulkan "dana penolong" dan dalam waktu yang singkat terkumpulah dana lebih dari F.4000,-.
Selain untuk mengembalikan uang kas masjid, dana yang terkumpul dari masyarakat Purwokerto (termasuk orang-orang Belanda) tersebut juga dimanfaatkan untuk meneruskan "kegiatan bank" yang telah dirintis oleh Patih Wirjaatmadja. dengan modal dana ini, ditambah uang hasil angsuran para peminjam uang kas masjid, maka pada tanggal 16 Desember 1895 didirikanlah secara resmi bank perkreditan rakyat pertama di Indonesia dengan nama "Hulp en Spaarbank Der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren". Bank tersebut kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan tanggal 16 Desember 1895 dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
SELAMAT ULANG TAHUN BRI